Sabtu, 29 Agustus 2009

PENTAS BANGSAWAN MELAYU

Negeri Lingga Bunda Tanah Melayu
kabupaten lingga,merupakan salah satu jantung kebudayaan Melayu yang ada di Indonesia dan berinteraksi langsung dengan Negara Serumpun Malaysia dan Singapura.
Secara rambang ada beberapa permasalahan yang mengepung kehidupan kebudayaan Melayu itu sebagai bagian penting dari proses perjalanan masyarakat Melayu. Untuk mengekalkan eksistensi terutama dalam bidang Budaya antara lain, membekunya warisan Kebudayaan yang ada, Pewaris kebudayaan yang lemah haruslah terhindar dari pusaran kebudayaan Dunia.
Kebuadayaan Melayu dinilai sangat penting dan monumental, sebagai wujud kebesaran dan keagungan serta keberagaman tercermin dari nilai tamadun melayu itu sendiri.
Lingga tidak terlepas dari kebesaran peradaban Budaya Melayu, sebagai ciri khas yang terbentang dalam nuansa serta memiliki keragaman yang tinggi. dalam kebersamaan kebudayaan Melayu yang tersohor dan termashur dikawasan Asia Tenggara, dalam lintas peradaban Bangsa Melayu.
Adat dan Resam yang begitu tinggi dalam membina masyarakatnya terlihat begitu terbuka dengan memberikan kesempatan kepada semua etnis dan kaum yang masuk kedalam kehidupannya.
Dengan adanya Akulturasi antara suku bangsa yang satu dengan yang lain telah pula menjadi komunitas masyarakat negeri Bunda Tanah Melayu ini.
Kesultanan Lingga, termashur pada masa Kesultanan Mahmud Syah, pada masa abad ke 18 yang memindahkan Pusat Pemerintahan Kesultanan Johor- Riau ke Daik, kemudian pada tahun 1787 Pusat Pemerintahannya pindah ke Lingga selama di Daik digunakan sebagai tempat persemayamnya. Sejak itu ramailah rakyat mendirikan perkampunagn dengan berbagai suku kaum dan etnis, merekapun membaur serta beranak pinak.
Daik sebagai pusat Kerajaan Lingga dibawah Pemerintahan Sultan Mahmud Syah mengalami kemajuan yang begitu pesat, Islampun berkembang, sultan Mahmud Syah menggalakan ajaran islam kepada rakyatnya di lingga, bahkan mengislamkan orang-orang yang mendiami kawasan laut dan perdalaman, mengahdirkan ulama-ulama untuk perkembangannya dengan cara zikir dan salawat. Sehingga Sultan Mahmud Syah membagi tugas kepada petinggi kerajaan untuk mewakili kawasan Johor, Singapura, Pulau Bulang dan Pulau Penyengat, yang juga menjadi pusat perwakilan Sultan Lingga.
Sementara Pahang, Riau dan Lingga adalah sebuah Kesultanan Diraja yang besar.
Dimasa kejayaan Kerajaan Lingga sudah ditemukan Sumber Daya Alam seperti Timah, yang terletak di Dabo-Singkep yang terus berkembang sampai akhirnya dikuasai Kolonial Belanda, disamping hasil laut berupa berbagai jenis ikan.
Lingga telah meninggalkan sejuta kenangan dalam bingkisan ukiran yang tak ternilai meninggalkan peradaban kegemilangannya, kemudian bersemayam dalam keribaan Bunda Tanah Melayu, berselimut dalam dekapannya, bermanja dalam keribaannya, santun, berbudi, bermukfakat, rendah hati berpegang pada illah.
(bersambung ke 2 / media sela)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar